Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. berkata: seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam. dan bertanya : “wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? Beliau menjawab : Ibumu. “tanyanya lagi : “kemudian siapa? Beliau menjawab : ‘Ibumu. ‘tanyanya lagi : ‘kemudian siapa? “Beliau menjawab : ‘Ibumu” kemudian tanyanya lagi : “kemudian siapa? Beliau mejawab : Bapakmu.” (muttafaq alaih). Wahai ibuku, bagaimanakah saya harus mengungkapkan perasaan yang terpendam dalam hati ini? Tak ada ungkapan yang lebih benar, yang saya dapatkan, kecuali firman Allah swt: “Katakanlah: ‘wahai Robbku, kasihilah mereka berdua, sebagimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Al-Isra’:24). “Wahai ibuku, jadilah – semoga Alah memberi petunjuk – seorang yang mu’minah, yang beriman kepada Allah dan para RasulNya. Jadilah seorang yang rela menjadikan Allah sebagai Robbya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Salam sebagai Nabi dan Rasulnya. Dari Al-Abbas bin Abdul Muttalib r.a. bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. pernah bersabda: “Telah merasakan nikmatnya iman, orang yang rela menjadikan Allah sebagai Robbnya, Islam sebagi agamanya, dan Muhammad sebagai Rasulnya.” (riwayat Muslim). Wahai ibuku, hendaklah ibu mempersiapkan diri dengan bekal taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala Allah swt. berfirman: “Dan berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.” (al-Baqarah:197). Perhatikanlah Allah setiap saat, baik ibu dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.” (Ali Imran:5). Wahai ibuku, sinarilah seluruh kehidupan ibu dengan sinar Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam karena di dalam keduanya terdapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
TJ : amin...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan